Jalan Rakyat, Bukan Ajang Pencitraan: Stop Mencatut Perjuangan yang Bukan Milikmu
Oleh: alfaqir Nisa
Rakyat Kabupaten Probolinggo, khususnya di wilayah Krucil dan Bermi, tahu betul bagaimana rasanya bertahun-tahun hidup dengan jalan rusak. Jatuh bangun saat musim hujan, debu pekat saat kemarau, dan janji-janji kosong dari pejabat yang tak pernah betul-betul hadir. Tapi ketika jalan itu akhirnya diperbaiki tahun ini, justru bukan rasa syukur yang pertama datang, melainkan rasa muak.
Kenapa? Karena mereka yang selama ini tak kelihatan, tiba-tiba muncul mengaku-ngaku. Berfoto, kirim surat, dan bilang ke media: “Ini perjuangan saya.”
Mari kita buka fakta secara lugas.
Pertama, proyek perbaikan Jalan Krucil–Bermi sudah dirancang jauh sebelum 2025. Masuk dalam RKPD, dibahas dalam Musrenbang, dan bahkan sempat diajukan melalui program Inpres Jalan Daerah. Bukan tiba-tiba. Bukan karena surat mendadak. Dan jelas bukan karena “usaha pribadi” seorang politisi.
Kedua, yang mengklaim itu bukan berasal dari komisi yang membidangi infrastruktur. Jadi, baik secara substansi maupun struktur, klaim itu salah tempat. Salah kaprah. Tapi tetap dipaksakan demi masuk headline.
Ketiga, ini yang paling menyakitkan: mereka yang datang mengaku justru berasal dari dua sisi kepentingan yang sama-sama gagal.
- Satu, dari partai penguasa, tapi selama ini tak bisa meyakinkan konstituennya bahwa ia berguna. Saat jalan sudah pasti dibangun, ia ikut tampil. Pura-pura terlibat.
- Yang satu lagi, dari partai oposisi. Calonnya kalah telak di Pilkada, dan karena tak punya panggung, ia menumpang narasi rakyat. Kirim surat ke kecamatan (bukan ke dinas teknis), lalu sebar ke media, lalu klaim: “Ini karena saya.”
Apa ini bukan manipulasi? Apa ini bukan cara paling licik untuk menjual pencitraan?
alfaqir bicara bukan karena benci, tapi karena sudah terlalu lama rakyat dibohongi.
Waktu warga menanam pohon pisang di jalan, mereka tidak datang.
Waktu emak-emak membuat protes dengan batu nisan bertuliskan TKP Tukang Korupsi, mereka tidak peduli.
Waktu anak-anak jatuh tergelincir dan motor warga terguling, mereka sibuk sidak tempat lain demi kamera.
Tapi begitu proyek disetujui, semua datang rebutan klaim.
alfaqir ingin menyampaikan secara terbuka:
Jangan lagi ada yang mencatut perjuangan rakyat.
Jalan ini bukan milikmu. Jalan ini bukan panggung untuk menyelamatkan wajah partai. Jalan ini dibangun karena rakyat berjuang, bukan karena kamu ingin terlihat penting.
Kalau memang peduli, kamu harusnya datang sejak awal. Bantu warga tanam jalan. Kawal anggaran dari tahun ke tahun. Bukan datang di ujung hanya untuk berkata, “ini perjuangan saya.”Cukup. Kami rakyat tidak sebodoh itu.
Kalau kamu ingin dihormati, bekerjalah dari awal. Jangan cuma datang waktu kamera menyala. Jangan cuma bicara waktu proyek sudah jadi.
Karena kalau semua orang merasa berhak mengaku-ngaku, maka tidak ada lagi yang betul-betul bertanggung jawab.
alfaqir
Tidak sedang mencari nama. Tidak sedang maju sebagai caleg.
Hanya sedang menulis untuk menyelamatkan akal sehat:
Jangan rampas suara rakyat hanya karena kamu kehabisan panggung.
Apakah Anda ingin naskah ini diubah ke format video narasi, monolog satir, atau potongan teks grafis untuk feed Instagram? Saya siap bantu.
Comments
Post a Comment